ABOUT
Orang Biasa
Baihaqi 38 Tahun
Orang Biasa
1 Istri 3 Anak
Serpong Indonesia
Biasa aja...
bersahaja dalam keseharian
melaruti hari dengan harapan
mencoba menata asri
taman surga dihalaman hati
PREVIOUS POSTS
Salam Terakhir
Komentar
Free PHP Host
Rumah Cinta Keluarga Ra'uf II
Rumah Cinta Keluarga Ra'uf I
Bakpao Ramadhan
'Ngaso...
Ide
Pede
Obat "Kuat"

ARCHIVES
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
SHOUTBOX
SYNDICATE
RSS Atom

Subscribe with Bloglines
Kilas Balik
Kilas-balik persalinan Ghiffari dan Jihan, keduanya terlilit tali pusar, dan persalinan Ghiffari mesti dibantu dengan alat-bantu vacuum, Alhamdulillah, tidak dengan Jihan.

Penantian Ghiffari dengan kecemasan sangat, sejuta rasa tak menentu, tidak dengan Jihan yang penuh dengan amarah, karena pihak RS coba-coba meminta lebih dari jatah asuransi kesehatan.

Aku melihat prosesi persalinan Jihan, dan tidak cuma melihat namun juga membantu, menjadi tumpuan Yayang mengejan, mengerahkan sekuat tenaga membantu sang jabang bayi keluar. Meski ini adalah persalinan kedua, dan beberapa bulan sebelumnya aktif di kegiatan senam hamil dan persalinan, tak urung Yayang tetap tidak setenang yang diharapkan. Persalinan adalah sebuah prosesi hidup-mati, meski dengan persiapan sesiap apapun.

Melihat peluh memandikan sekujur tubuh Yayang, tangis dan takutku serta keragu-raguan akan tega-nya aku menjadi bagian prosesi sebuah persalinan membersit, nyaris meledakkan konsentrasiku. Siapa yang bisa menatap wajah istrinya saat tengah bergulat demikian. Ku buang semua itu, harus... Kualihkan dengan terus menyemangati
seraya tetap bertahan menjadi tumpuan.

Sekian lama tak menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan, gunting dr.Agus Syarif tegas memperlebar jalan sang Jabang Bayi. Alhasil... tak lebih dari sepuluh detik kepala sang jabang bayi muncul, dengan sedikit dorongan, mengejan kembali untuk menuntaskan episode sebuah kecemasan yang tak tergambarkan.

"Kaya abang... kaya abang...", aku berseru melihat leher sang jabang bayi yang terlilit tali pusar, persis seperti yang diceritakan Yayang, saat persalinan Ghiffari. Asumsi Yayang adalah laki-laki lagi.
"Laki-laki ya ?"
"Perempuan...", dr.Agus Syarif menjawab dengan senyum-tawanya yang khas, meski detil kata-katanya tak lagi kuingat dengan baik.

Tak banyak yang diceritakan pada kilas balik prosesi persalinan Ghiffari, karena dr. Agus Lubis memintaku untuk keluar ruangan, dan aku tak bisa menolak. Dua orang bidan sudah cukup membantunya dan mungkin aku hanya akan merepotkan, apalagi ini anak pertama.

Membolak-balikan koran yang hanya lebih banyak dilihat, jelas menggambarkan kecemasanku. Fikiran tak tentu arah, tak jelas, resah gelisah khas penantian akan sang jabang bayi. Kalau boleh membandingkan, lebih memilih mendampingi Yayang dalam proses persalinannya, dibanding menunggu diluar dengan kecemasan tak tergambarkan.
Selain lebih dapat menyemangati, menumbuhkan harapan, membuahkan ketenangan, juga dapat ikut merasakan betapa proses persalinan adalah prosesi hidup-mati.

Pilihan Yayang untuk bisa melahirkan secara normal, adalah pilihan pribadi, tanpa ada sebab eksternal. Kemudahan teknologi tak membuatnya tertarik untuk melahirkan dengan cara operasi Caesar. Prosesi persalinan normal lebih perempuan, lebih alami, apalagi bila sang suami ikut dalam prosesi itu, tentu akan menumbuhkan rasa yang berbeda padanya. Dan pandangannya akan perempuan yang menjadi istrinya tentu akan lebih, meski disantronin perempuan sekelas Sophia Latjuba setiap hari sekalipun... *taela...*

Semua itu telah terlewati dan menjadi catatan tersendiri dihati kami, Yayang bilang mengandung itu indah, tapi juga melelahkan. Melahirkan itu sakit, dan penuh perjuangan, tekad yang kuat, namun akan terbayar lebih saat pertama kali menggendong, mencium sang jabang bayi yang telah sembilan bulan lebih hidup di rahimnya. Kebahagiaan yang tak terlukiskan.
Wednesday, July 28, 2004 
0 comments



Contoh
Alhamdulillah, deadline 19 Juli yang diberikan DKM Al-Muhajirin untuk mengoperasikan TKA/TPA bisa terlaksana. Meski disana-sini masih banyak terdapat kekurangan, namun demikian tingkat kepesertaan para siswa yang hampir mendekati angka 40 anak cukup mengejutkan kami sebagai pelaksana. Tuhan memberkati kami semua, hingga berjalan 1 minggu belum sepeserpun subsidi DKM yang kami gunakan, semua ter-cover oleh donasi, Alhamdulillah. Bahkan kini kami sudah bisa merencanakan investasi di "padung", meja belajar ala lesehan.

Ghiffari, dengan sedikit paksaan akhirnya mau juga menjadi bagian dari pada siswa. Berbeda dengan Jihan yang sangat antusias dan bergembira disetiap pukul 15.30, awal belajar bersama dikelas.

Yayang sedikit protes kepadaku tentang bagaimana kerasnya aku mendidik Ghiffari dirumah, hingga berdampak pada keberadaannya dikelas yang terlihat seakan lebih "tua" dari usia-nya, meski kolok-nya tetap hadir disetiap menitnya :D.

Yayang banyak melihat siswa-siswa seusia Ghiffari bahkan lebih tua beberapa bulan - tahun, lebih banyak berlarian, bermain didalam bahkan diluar kelas, tidak menyimak, apalagi berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan. Mendengar laporan Yayang, aku hanya bisa terdiam dan berfikir, mengakui kalau aku memang terlalu keras. Maaf Ghiffari, itu semua untuk kebaikanmu juga, harapanku.

Jelang seminggu akhirnya Ghiffari bisa lebih ekspresif dan berani tampil dimuka kelas. Namun demikian tanda-tanda "bosen-an" seperti yang kumiliki, mulai nampak. Yayang menambahi, "Kalau materi Iqro diterapkan seragam, Ghiffari akan bosan". Seakan memintaku untuk mengubah cara pandang para pengajar, dimana seharusnya aku bisa memenuhi harapan itu. Menjadi Ketua TKA/TPA, bukan berarti aku bisa dengan seenaknya membuat keputusan. Aku harus tetap obyektif, harus mengambil keputusan berdasarkan informasi-informasi yang teranalisa, dan komunikatif dengan para pengajar.

Jauh sebelum ada TKA/TPA, Ghiffari telah terbiasa dengan do'a-do'a harian yang biasa diperdengarkan oleh Yayang, baik saat memulai makan, tidur, membersihkan diri seusai buang air. Metode ini lebih efektif meski tidak ber-TKA/TPA sekalipun. Pada pelajaran mengenal gerakan dan bacaan sholat tentu lebih efektif bila ia terbiasa melihat orang-tuanya pun juga terbiasa.
"Abang Ai seneng deh kalo Yayah jadi Imam, Abang Ai baca aminnya kenceng", Ghiffari sontak membuatku terharu, bukan menjadi Imam-nya, pada perhatiannya. Nampak bahwa perbuatan kita benar-benar menjadi dan membawa pengaruh langsung pada anak kita.
"Yayah juga seneng sama Abang Ai, kalo sholatnya ngga becanda. Terus kalo baca aminnya bagus, ngga kenceng-kenceng".
"Amiiiiieeen", aku memberi contoh.
Terima kasih Tuhan atas anak laki-laki yang telah Engkau beri, aku ingin ia menjadi orang besar kelak. Insya Allah. Amiien

Jihan lebih tahu bagaimana menarik perhatian baik pada para pengajar, dan orang-orang disekitarnya. Ia pintar mendapati perhatian dengan cara yang membuat kita tersenyum dan tidak jarang tertawa, entah... baik diselipi rasa bahagia, haru dan bangga, mungkin. Menurut cerita Yayang, cara bersosialisai Jihan lebih baik ketimbang Ghiffari. Aku hanya berdo'a mudah-mudahan dikemudian hari Jihan menjadi anak yang sholehah, pintar bergaul dan dapat berkarir tanpa melupakan fungsi fitrahnya dan mendapat suami yang moderat serta selalu beruntung. Insya Allah, Amiien.

***

Yayang sedikit khawatir dengan keinginan aku nge-beatles lagi. Ia hanya mewanti untuk selalu ingat rumah, *kaya mo world tour aje :lol:*. Tak ada yang dapat diucapkan kecuali memeluknya lalu menciumnya dengan lembut dan terdiam dalam imaji cinta. Membukitkan hasrat, menjulang hingga ke mega... *kok bahasanya kaya Atta seh :)*.
Monday, July 26, 2004 
0 comments



Sobat
Pagi tadi sobat SMA gw, Dani Utoro telpon. Wow :o
Kebayang sekian tahun sekitar 86/87-an, Kelas I-4 SMAN 65, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Gw dulu punya Band khusus bawain lagu-lagu The Beatles. Ya, waktu itu lagi ngetrend beatlemania, acara beatles night, yang sebenarnya udah gw lakonin bareng sohib SD gw Nday sejak SMP. Tapi gw ngerasa berarti menjadi beatlemania saat gw bikin band bareng Dani Utoro, Yorry C.Pinontoan dan Teguh Prasetyo. Emang sih belakangan gw kangen sama mereka-mereka orang, tapi gw pikir apa mereka masih inget gw dan mau kontak gw. Ya... yang salah sih gw juga waktu itu. gw mutusin pertemanan secara sepihak (ngga nge-Band bareng mereka) karna nurutin ego gw ngaco waktu itu. Gw mutusin berhenti sekolah, nikmatin kegalauan sebuah pencarian jati diri, mabok, Mushroom, Tafsir Al-Azhar, begadang tapi gw ngga ngerusak perempuan, musik, MIDI, Sound Blaster AWE32, SEGA 16 bit, komputer, Mr.Bean, Tom & Jerry dan segudang aktifitas NORAK lainnya. Thanks GOD I'm still alive & NORMAL. *yeee jadi CURHAT*

Gw masih inget, waktu itu gw duduk diteras atas kamar, antara sadar dan tidak sadar, ngambek, ngadat, mabok, bimbang, males, ngga nentu, bingung dan yg jelas dari sebuah kebodohan ego anak 16-18 tahun, gw nolak dan mutusin keluar dari band. waktu itu gw kasih alasan gw mo ngeBand ama anak-anak "allmouse", tapi nyatanya gw asik sendiri apalagi sejak ada MIDI. Maafin gw friends. Please...

Ternyata pertemanan SMAN 65 kelas I-4 angkatan 86-87 ngga putus sampe sekarang. Ya waktu itu kami bikin gank namanya Siji-Papat. Sekelas kompak banget, jadi inget : Medio, Deni "ABRI", Novi, Andri, Eka, Dakhyar, Luthfie "Pisang", Wazenah, Marry, Yunida serta wajah-wajah yang hadir di-ingetan gw sekarang.

Dani udah nikah udah punya 2 anak, laki-laki semua, dan yang paling besar 6 tahun. Kerja di bilangan Menteng, Industri Batu-bara katanya. Tinggal di bilangan Pojok, sekitar Ciledug, Tangerang. Yoory kerja di PD Pembangunan Sarana Jaya Pemda DKI di Budi Kemulyaan seberang Bank Indonesia --dimana gw sekarang terdampar di Gedung B lt.4--, jadi Auditor, sering ke daerah-daerah jelas Dani. Teguh atau biasa dipanggil Otoy, masih seperti dulu, masih suka takut-takut kalo mo ngomong/berpendapat, Dani ketawa ngebilangin waktu gw tanya si Otoy Drummer "kresek" yg jangkung itu.

Wow, mudah-mudahan Yayang mo ngijinin gw nge-Beatles lagi.

BTW, Dani mo dateng ama anak-anaknya besok, Gw tunggu "Paul".

Friday, July 16, 2004 
0 comments



Hangat Pagi
Bangun tidur pagi ini dengan ciuman di kedua mata, dan sebuah pertanyaan, "A... kamu cuma cinta sama aku kan ?". Tatap mataku tak cukup menjawab, "Aku cinta kamu".


Hmmmm... Mandi pagi hari ini tak sedingin kemarin :-P
Thursday, July 15, 2004 
0 comments



Nyoblos, Sakit, Aaaah, Enak
NYOBLOS
Gw ame bokin kagak nyoblos lagi deh, kemaren buat legislatip kagak nyoblos mah kagak ape-ape, kagak ngaruh. Tapi enih buat pemerenteh mah kudu, soalnye ngaruh tuh. Kan kebijakannye pasti kerase langsung dong ame kite-kite orang, taella... bukan begitu ? *au ah*
Sebenernye sih udeh di daftar ulang buat nyoblos Wiranto eh... nyoblos calon presiden maksudnye, tapi ape mo dikate ampe waktunye belon kelokur tuh yg namenye kartu... Sayang banget dah

SAKIT
Gigi geraham Jihan lagi berproses tumbuh dan menyebabkan suhu badannya meninggi. Dan aku yakin banget kalo itu sakit. Melihat kondisi demikian tidak ada yang dapat dilakukan kecuali hanya memberi obat penurun panas/demam saja.

...Aaaah
"....Aaaah udah Mbok, sakit", aku meminta si Mbok tukang urut buat udahan dulu sebentar. Menaikin berok yang menggejala turun emang bikin meringis, asli sakit. Aku juga ngga ngerti, kok bisa turun berok. Pas di inget-inget lagi... Oooh waktu itu aku mindahin posisi lemari pakaian sendirian ! Dorong-dorong sendiri, geser-geser sendiri, sakit-sakit sendiri deh tuh. Tapi sekarang udah enakan sih, bulan depan Insya Allah di urut lagi... mudah-mudahan udah ngga sakit seperti yang pertama. :D

ENAK
Apenye nyang enak... MTA deh low :D