ABOUT
Orang Biasa
Baihaqi 38 Tahun
Orang Biasa
1 Istri 3 Anak
Serpong Indonesia
Biasa aja...
bersahaja dalam keseharian
melaruti hari dengan harapan
mencoba menata asri
taman surga dihalaman hati
PREVIOUS POSTS
Salam Terakhir
Komentar
Free PHP Host
Rumah Cinta Keluarga Ra'uf II
Rumah Cinta Keluarga Ra'uf I
Bakpao Ramadhan
'Ngaso...
Ide
Pede
Obat "Kuat"

ARCHIVES
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
SHOUTBOX
SYNDICATE
RSS Atom

Subscribe with Bloglines
Cuma punya intuisi :(
Apa yang mau diceritakan, semua sudah bisa dibaca, semua sudah bisa diterka --setidaknya telah berusaha menganalisa--, aku cuma punya intuisi: Wiranto-Gus Sholah, Pres 'n Wapres kita ? Entahlah. Cuma intuisi.
Friday, May 28, 2004 
0 comments



Pulang
Senja hari ini cerah, mega berarak tenang iringi aku kembali pulang.
"Yayah, Yayah", tawa harap berjemput girang.
Tuesday, May 25, 2004 
0 comments



Aroma Kenangan
Semalam aku baru tahu kalo Yayang ternyata punya kenangan pahit dengan aroma Minyak Tawon, saat aku meminta untuk mengoleskannya pada lipatan lengan dan kaki Jihan juga pada punggungnya. Wajahnya mengekspresikan ketakutannya akan 25 tahun yang lalu, saat Tukang Urut membaluri tungkai kakinya yang remuk.

Akibat tubuh mungilnya tertimpa Nella "Bongsor" tetangga belakang rumah saat bermain, Yayang harus rela menunda awal masuk sekolah di tahun depannya. Yayang juga menceritakan bagaimana ia harus mulai belajar jalan kembali, dan tongkat "kruk" yang detail ia gambarkan.

Dengan sabar ia jalani proses pemulihan yang tidak sebentar, Alhamdulillah Yayang dapat berjalan normal kembali dan bersekolah ditahun depannya. Memang seumur nikah baru kali ini aku beli Minyak Tawon.

Yayang juga punya Aroma Kenangan yang lain, diantaranya aroma bau tanah seusai hujan juga melati (aku menanamnya dihalaman "mungil" rumah kami), yang kesemuanya punya kenangan cerita masing-masing.

Aroma Kenangan yang ku ingat apa yah ? Ngga ada bau-bauan disini !! *Anjing Pelacak MODE ON
Friday, May 21, 2004 
0 comments



Dimana-mana kejedot dulu baru aduh !
Ada kata-kata Almarhum Bokap yang gw inget diantaranya, "Dimana-mana kejedot dulu baru aduh !". Ya ! Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.

Untuk menjadi bijak dalam mengambil keputusan emang ngga gampang, apalagi kalo menyangkut masa depan kita. Menjadikan pelajaran setiap pengalaman hidup yang udah kita lalui menandai kebesaran hati kita. Menyesali, apalagi menangisi nasi yang udah jadi bubur sungguh membuang waktu. Klise, but true !

Apa yang menjadikan hidup kita lebih baik ? Keluarga: Istri dan anak-anak kah ? Impian akan hari esok kah ? Matahari jam 6.00 pagi kah ? Senja berputar keliling kompleks perumahan bersama Jihan dengan Motor Tua Kah ? Tertawa bersama Kang Ali dan Kang Bayu serta teman-teman sejawat kah ? Banyak hal yang menjadikan hidup kita lebih baik !

Hidup itu emang mesti dirayain ! Dengan apa ? Dengan segala sesuatu yang membuat hidup kita menjadi lebih baik.
Tuesday, May 18, 2004 
0 comments



Kado Ulang Tahun

Nyokap bukanlah sosok yang terpelajar, yang menghadiahi ulang tahun anaknya dengan Tafsir Fi Zhilalil Qur'an-nya Sayyid Quthb. Tapi yang pasti Beliau menelpon pagi-2 untuk mengingatkan bahwa hari ini (15 Mei) gw genap 34 tahun. Dan ketika sorenya Rangga, adik sepupu gw dateng ngirimin Arem-arem buatan Nyokap, "Buat Bang Qky, dari Mama Iyung (Nyokap)" perhatiannya mengingatkan bahwa 34 tahun yang lalu ada seorang perempuan yang bersusah payah bertaruh nyawa untuk coba menghadirkan satu sosok yang kini menjadi ayah bagi Ghiffari dan Jihan kedunia yang beradab.

I LOVE YOU MA... GOD BLESS YOU !!!
Monday, May 17, 2004 
0 comments



Baba Nung
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un

Betapa duka tak terperi, isak tangis seakan tak henti
Bujur kaku dingin sendiri, ridho Tuhan dihampiri
Selaksa kenangan indah menari, jalin untaian manis diberi
Baba Nung tak ada lagi, do'a kami mengiringi

Hai jiwa yang tenang. (QS. 89:27)
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. (QS. 89:28)
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, (QS. 89:29)
dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. 89:30)
Thursday, May 13, 2004 
0 comments



Keharuan
Suatu ketika *Belum ada Ghiffari & Jihan kami tengah asik ngobrol di Mikrolet sontak Bokin terdiam saat pasangan tuna-netra dinaikkan oleh entah.. teman/saudara dengan seorang anaknya yang Alhamdulillah tidak seperti kedua orang tuanya. Apalagi selama perjalanan kedua pasangan itu banyak tersenyum, bercanda dengan anak perempuanya, tak ada gundah tampak diwajah mereka. Bokin kembali bersuara saat pasangan tuna-netra dan anak perempuannya yang mungkin sekitar 7 atau 8 tahun usianya usai diturunkan. Gw bisa mengerti keharuannya Bokin dari sebab 2 Saudarinya yang perlahan-lahan kehilangan penglihatannya dan dokter di Jakarta Eyes Center cuma bisa bilang agar banyak berdoa.

Seorang anak yang sebaya dengan Ghiffari berteriak girang "Mak..., Emak...", si Emak menoleh dengan sapu tetap bekerja membersihkan jalan. "Emak..Bakso Mak... Dibagi Bakso Mak....", si Anak berlari menghampiri sang Emak yang akhirnya menghentikan sapunya lalu tersenyum memandang pagar rumah kami. Bokin tak berani melihat keharuan, cuma mengintip dari balik pagar.

"A.. Aa..", Bokin menjatuhkan kepalanya didada gw sambil nangis."Lihat itu..kasihan. Bagi duit tuh A...", Bokin memohon. Gw lihat seorang anak muda tanpa beralas kaki tengah sibuk mengumpulkan troli-troli di parkiran-samping Giants dengan usaha/cara yang membuat kita terenyuh-haru. Gimana ngga ? doi penyandang Polio !!! Gw bukan orang yang pintar mendramatisir keharuan.

Ya.. Bokin gw gampang haru, gampang kasian, orang bilang air-matanya cetek.
Wednesday, May 12, 2004 
0 comments



Berbeda apa ?
Perbedaankah yang membuat sebahagiaan dari kita mau menumpahkan darah saudaranya, sia-sia ?
Warna kulitkah ? Hey... Kita semua terlahir tanpa memesan warna kulit terlebih dahulu bukan ?
Ras, Suku Bangsakah ? Hey...Sama aja ! Kita semua ngga pernah memesan terlebih dahulu untuk menjadi orang Palestina, Israel, Indonesia, Ambon, Betawi atau menjadi orang Kenya sekalipun ! Ya nggak ?

Aqidahkah ? Setahu gw Rasullah SAW *maaf...gw ambil contoh ini karna gw Muslim dahulu berperang bukan karena orang Quraisy mempunyai aqidah yang berbeda tapi dari sebab mereka memerangi kaum Muslimin. Abu Thalib, salah seorang Paman Rasullah SAW yang merawat beliau dan ngga cuma sekedar merawat tapi juga melindunginya dari ancaman dan perilaku buruk Kaum Quraisy justru berbeda Aqidah dengan Rasullah SAW sendiri.

Ideologikah ? Banyak hal yang dapat kita ekspresikan dalam mengisi kehidupan berekonomi kita, berpolitik kita atah hal lain, namun bila semua itu tetap dalam tataran kemanusiaan, prinsip kesetaraan, penghormatan yang sedalam-dalamnya akan nilai-nilai kemerdekaan masing-masing individu mungkin konflik disejumlah tempat menjadi ngga perlu ada. *aah...

Tapi yang namanya SARA jelas jadi bensin banget buat api pemicu kerusuhan bahkan peperangan ! Banyak dari kita menjadi irasional kalau sudah menyangkut hal yang satu ini, akhirnya menjadi tabu buat kita perbincangkan karna akan menjadi wilayah rawan konflik.

Terkesan sok tahu gw ya ? Tapi GPP, yang penting niatnya bener+baik :D
Thursday, May 06, 2004 
Piss deh !
Sejumlah mahasiswa berdemo, polisi menahan sejumlah mahasiswa. Mahasiswa menyandera seorang Polisi, lalu sejumlah Polisi menyerbu Kampus dan "memerangi" para mahasiswa. Sejumlah mahasiswa terluka ada pula yang tertembak, ibarat memasuki kota musuh dalam peperangan kota nampak jelas disini bahwa apa yang tengah terjadi menunjukkan hukum di Republik ini ngga berlaku. Benar apa yang dinyatakan oleh Gus Dur saat di wawancarai pasukan pers "Kita kembali jadi negara rimba !!!".

Ya ! Tindakan arogansi dan "anti hukum" dari masing-masing pihak menjelaskan kalau mereka nggak ngerti dan ngga mau pake jalur hukum guna menyelesaikan segala macam persoalan. Bebal dan amat memalukan tindakan para "bakal cendikiawan" dan "pengayom masyarakat" mempertontonkan bagaimana hukum rimba yang menjadi dasar tindakan mereka kepada 200 juta rakyat Indonesia yang tengah belajar berdemokrasi.

Bagi seorang "awam praktisi hukum" yang cuma suaminya Hifziah gw turut mengutuk tindakan-tindakan represif "anti-HAM" sejumlah aparat yang arogan dan juga mengecam "demontrasi BODOH dan NGGA JELAS" para akademisi yang sok demokratis. Gw sangat mendukung Demontrasi yang ELEGAN dan JELAS ARAH serta mengacungi jempol aparat yang simpatik dan ngerti posisi. Republik ini harus diwarnai Reformasi yang tepat guna.

Demontrasi 98 saat berhasil menurunkan tiran Soeharto dari tampuk kepemimpinan adalah sebuah perjuangan para mahasiswa yang simpatik, jelas arah dan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Itu adalah puncak orgasme perjaka reformasi, tapi kini banyak demonstrasi-demonstrasi yang ngga jelas dan justru menjengkelkan masyarakat. Jalanan macet, hilangnya rasa aman dan nyaman di jalan adalah sebahagian yang banyak dikeluhkan oleh sejumlah warga masyarakat.

Perjuangan mahasiswa sekarang adalah menjaga reformasi agar tetap berada ditempat yang tepat dan tetap berguna bagi seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembelajaran demokrasi itu sendiri. Dan udah ngga perlu memaksakan diri untuk menjadi Pahlawan bagi masyarakat, yang dibutuhkan oleh masyarakat kini adalah adanya rasa tenang, aman, damai serta nyaman dalam melaksanakan segala aktifitasnya terutama aktifitas ekonominya untuk dapat bangkit dari keterpurukannya selama ini. Seharusnya mahasiswa dapat mencontohkan yang terbaik bagi rakyat bagi kelangsungan reformasi yang terjaga.

Demontrasi adalah mediasi terakhir untuk dapat menyuarakan suara kebenaran yang tersumbat, bukan pilihan utama. Nuansa kebebasan justru adalah pasungan kita karena kita pun menjaga nilai-nilai kebebasan orang lain. Menyuarakan yang hak akan lebih "bisa diterima" jikalau kita pun dapat menjaga hak-hak orang lain.

Kebenaran adalah sejumlah data yang dapat dipertanggung-jawabkan serta amat sangat argumentatif. Dan hanya kepada "Bolot" kita patut berteriak tidak kepada Qky seorang biasa yang awam.

Dari sebab peristiwa tersebut diatas Polri menuai banyak kecaman dan Kapolri telah berusaha untuk bersikap tegas dan profesional dengan mencopot sejumlah jajarannya di Sulawesi bagian selatan itu. Namun masih belum menyurutkan kekecewaan masyarakat. Sejumlah tokoh juga angkat bicara. Dan gw cuma berharap mudah-mudahan ngga menjadi komoditi politik.

Yang pasti gw sedih .....hiks

Piss - SLANK

Terjadi salah paham
Kadang udah nggak pake otak
Dikit-dikit pake emosi
Langsung main adu fisik

Memangnya disini Texas
Di abad sembilan belas
Yang berisi koboi-koboi mabok
Liar dan hukum ditonjok

Saling menendang...
Saling menerjang...
Adu kuasa...
Adu senjata... dor!!

Terjadi persaingan
Susah dan semakin berat
Yang udah nggak ketahanan
Segala cara dihalalkan

Disini kan Indonesia
Orangnya saling percaya
Disini bukan di Sicilia
Yang tradisinya harus curiga

Saling menipu...
Saling memeras...
Saling membajak...
Saling berkhianat...

Nggak ada preman..
Nggak ada mafia...
Nggak ada yang sok jagoan

yeyeaaahh ooohhh!!!

Angkat tanganmu...
Tatap mataku...
Rasakan getaran cinta dariku..
ooohhhh yeahhhh....


Wednesday, May 05, 2004 
Kuncinya mana ?
Didalam mobil pinjaman dari Nyokap, sayup-sayup terdengar adzan 'Isya saat berada di perapatan Ciledug yang terjamin kualitas macetnya, di sebelah kanan Masjid yang entah kapan akan rampung.

Ketika Lampu Hijau menyala lebih dari 10 detik persneling satu minta dijalankan meminta merayap perlahan sedikit lebih lambat dari iring-iringan penganten sunat ala Betawi. Yang tahu Perapatan Ciledug akan mahfum dengan hal ini, potret usang lalu-lintas khas pinggiran Jakarta.*masih lebih enak naik motor...dasar kere !!*

Alhamdulillah malam itu kurang dari 15 menit (tumben) akhirnya bisa membelok ke arah Tangerang/Cipondoh melewati perempatan saat sebuah motor terpaksa ngerem mendadak menghindari pejalan kaki sepasang suami istri yang dengan santainya melintasi jalan yang tumpang tindih antara Angkot, Ojek, Kaki Lima, Pejalan Kaki, Mobil dan Motor bahkan becak serta sepeda yang berusaha saling mendahului, meminta hak jalan.

Memasuki pintu gerbang Graha adalah sebuah kebahagiaan, dengan jalannya yang lebar dan sepi..ah Kalau saja merokok masih menjadi kebiasaan tentu dijalan seperti itu akan membuat sebatang rokok pun terasa sebungkus. Ha ha ha Maklum dulu perokok berat.

Taman Jajan Regensi masih ramai entah bila telah lewat tengah malam, Ghiffari pun ikut "ramai" meminta untuk menepi kala terlihat penjaja VCD bajakan Power Rangers langganannya masih asik melayani beberapa pembeli yang biasanya beberapakali meminta untuk mencoba dulu sebelum membeli. Tapi malam itu Ghiffari tidak berlanjut protesnya dengan janji bisa bermain di Time Zone, dasar anak-anak.

Akhirnya kami memutuskan ke Giants Serpong dulu sebelum kembali ke rumah, dan sempat ketemu Pak Sis sekeluarga di jalan depan Dahlia Loka. Jarum jam menunjukkan angka 7.40 waktu putaran jam Alam Sutera, kami baru akan melintasi jalan raya Serpong yang mulai menggeliat macet merayap ala jalan Sudirman disaat jam pulang kantor. Lepas dari WTC barulah jalanan terasa enak di kecepatan 40 km/jam yang sebelumnya merayap mulai dari depan Makro.

Akhirnya sampai juga di Giants Serpong dan dapat parkiran di depan, walau agak dekat ke pintu keluar. Ghiffari bersemangat dan minta untuk tidak dituntun bergegas cepat.
"Abang Ai kan udah gede !" Protesnya.
"Abang Ai berani !" Susah juga menangkap tangannya, beberapa kali ia menepis dan mempercepat jalannya hingga berlari ala Power Rangers Turbo yang biru. Wah Kacau !!

"Mama mau Hoka-hoka Bento ?" Ghiffari coba merayu.
"Nggak", bukan cuma Bokin yang sontak menjawab.
"Ntar kalo gajian ya ?" sambil memandang ke kaca transaparan dimana terlihat seorang Bapak dengan dua anak laki-lakinya tengah asik menyantap dengan sumpit.
"Ya" lagi-lagi gw dan Bokin kompak menjawab.
Kadang sedih juga, maunya sih semua permintaan bisa gw penuhin...Apalagi saat gw turun dari tangga sesaat usai dari toilet, gw lihat Jihan tergelak sewaktu Ghiffari dengan bersemangat memainkan kepala sepasang boneka yang dipejeng didekat pintu masuk Restoran cepat saji ala Jepang yang juga menjadi favorit Bokin.

Ghiffari memutuskan untuk terlebih dahulu ke Time Zone sebelum memenuhi kebutuhan bulanan. "Ke Time Zone dulu" Serunya ! Seraya berlari menuju eskalator. Memang cuma 2 atau tiga kali dalam sebulan dan tidak bisa setiap minggu berpuas di arena yang bikin anak-anak ngga mau pulang. Favoritnya adalah motor cross tapi malam itu ia minta 2 kali menjadi pembalap GP dan beserta Yayahnya menyalip diputaran kedua untuk meninggalkan jauh dan mengalahkan 2 anak muda yang nampaknya masih penasaran -kok bisa kalah ?- dan kurang puas dengan hasil akhir, namun ragu untuk meminta tanding ulang.

Belum puas bermain Bokin meminta agar Ghiffari menyudahi keasikannya -memang ditempat semacam itu, cuma ngantuk dan lapar yang bikin anak-anak mau menyudahi keasikannya-, walau sempat protes untuk bisa menembak kuman dulu sebelum menuju eskalator turun.

Lama menemani Bokin berbelanja yang sesungguhnya kalau boleh memilih lebih suka nunggu di food-court sambil makan kerak telor dengan 2 telor Bebek dan sebotol teh dingin tanpa perduli judul produknya. Selepas dari Kasir hujan diluar sudah mulai reda tapi gw menahan bokin untuk ngga usah ke parkiran, biar mobil nyamperin bokin *kapan lagi ??

Bla...bla...bla sampailah kami di depan rumah meski sebelumnya lama menanti giliran nasi goreng terbungkus tiga dengan satu tidak pedas buat Ghiffari dan Jihan didepan ruko Cendana Loka. Saat merogoh kantong atas baju Koko yang cuma ngedekem dibangku tengah guna meraih anak kunci, dan saat itu pula gw pucat. Kuncinya ngga ada !!! Astaghfirullahal azhim kemana tuh kunci............Bengong, bingung, asli kaya orang bego *emang pinter ?

Sekian lama mencari dan sempat juga memanggil Pak Sis buat -nggak jadi- meminjam senternya yang ternyata baterainya soak. Malam itu Bokin tenang dan ngga cerewet alhasil gw jadi ngga panik dan bisa mengingat-ingat. Gw memutuskan untuk kembali ke pelataran parkir Giants.

Jam menunjukkan pukul 10.30 waktu Bundaran Jam Alam Sutera. Sepanjang perjalanan Bokin mengajak Ghiffari untuk terus berdoa dengan sesekali mengingatkan gw untuk ngga ngebut dan tetap tenang, Alhamdulillah do'a terkabul sesampai di pelataran parkir yang udah lengang dengan tidak lebih dari 15 detik mencari terlihat anak kunci yang basah oleh hujan ada didepan kaki gw, sekali lagi Alhamdulillah.

Saat itu juga gw langsung cabut, cepet-cepet pulang, mengembalikan karcis masuk dengan tawa suka yang dibalas oleh tatapan bingung penjaga pintu keluar yang dapat gw netralisir dengan "Kunci rumah saya udah ketemu" sekali lagi gw ketawa dan mudah-mudahan tuh Bapak udah ngga bingung lagi.

Mudah-mudahan ini yang pertama dan yang terakhir gw kehilangan anak kunci -mana belon bikin serepnya- ..asli ..stress

(Untuk MakNyak sorry kalo pernah ngebecandain untuk kasus yang sama..jadi ketulah nih...)
Tuesday, May 04, 2004