ABOUT
Orang Biasa
Baihaqi 38 Tahun
Orang Biasa
1 Istri 3 Anak
Serpong Indonesia
Biasa aja...
bersahaja dalam keseharian
melaruti hari dengan harapan
mencoba menata asri
taman surga dihalaman hati
PREVIOUS POSTS
Sobat
Hangat Pagi
Nyoblos, Sakit, Aaaah, Enak
Amanah
Bete
Anak Cermin Orang Tua ?
Tadi
Cuma punya intuisi :(
Pulang
Aroma Kenangan

ARCHIVES
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
SHOUTBOX
SYNDICATE
RSS Atom

Subscribe with Bloglines
Contoh
Alhamdulillah, deadline 19 Juli yang diberikan DKM Al-Muhajirin untuk mengoperasikan TKA/TPA bisa terlaksana. Meski disana-sini masih banyak terdapat kekurangan, namun demikian tingkat kepesertaan para siswa yang hampir mendekati angka 40 anak cukup mengejutkan kami sebagai pelaksana. Tuhan memberkati kami semua, hingga berjalan 1 minggu belum sepeserpun subsidi DKM yang kami gunakan, semua ter-cover oleh donasi, Alhamdulillah. Bahkan kini kami sudah bisa merencanakan investasi di "padung", meja belajar ala lesehan.

Ghiffari, dengan sedikit paksaan akhirnya mau juga menjadi bagian dari pada siswa. Berbeda dengan Jihan yang sangat antusias dan bergembira disetiap pukul 15.30, awal belajar bersama dikelas.

Yayang sedikit protes kepadaku tentang bagaimana kerasnya aku mendidik Ghiffari dirumah, hingga berdampak pada keberadaannya dikelas yang terlihat seakan lebih "tua" dari usia-nya, meski kolok-nya tetap hadir disetiap menitnya :D.

Yayang banyak melihat siswa-siswa seusia Ghiffari bahkan lebih tua beberapa bulan - tahun, lebih banyak berlarian, bermain didalam bahkan diluar kelas, tidak menyimak, apalagi berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan. Mendengar laporan Yayang, aku hanya bisa terdiam dan berfikir, mengakui kalau aku memang terlalu keras. Maaf Ghiffari, itu semua untuk kebaikanmu juga, harapanku.

Jelang seminggu akhirnya Ghiffari bisa lebih ekspresif dan berani tampil dimuka kelas. Namun demikian tanda-tanda "bosen-an" seperti yang kumiliki, mulai nampak. Yayang menambahi, "Kalau materi Iqro diterapkan seragam, Ghiffari akan bosan". Seakan memintaku untuk mengubah cara pandang para pengajar, dimana seharusnya aku bisa memenuhi harapan itu. Menjadi Ketua TKA/TPA, bukan berarti aku bisa dengan seenaknya membuat keputusan. Aku harus tetap obyektif, harus mengambil keputusan berdasarkan informasi-informasi yang teranalisa, dan komunikatif dengan para pengajar.

Jauh sebelum ada TKA/TPA, Ghiffari telah terbiasa dengan do'a-do'a harian yang biasa diperdengarkan oleh Yayang, baik saat memulai makan, tidur, membersihkan diri seusai buang air. Metode ini lebih efektif meski tidak ber-TKA/TPA sekalipun. Pada pelajaran mengenal gerakan dan bacaan sholat tentu lebih efektif bila ia terbiasa melihat orang-tuanya pun juga terbiasa.
"Abang Ai seneng deh kalo Yayah jadi Imam, Abang Ai baca aminnya kenceng", Ghiffari sontak membuatku terharu, bukan menjadi Imam-nya, pada perhatiannya. Nampak bahwa perbuatan kita benar-benar menjadi dan membawa pengaruh langsung pada anak kita.
"Yayah juga seneng sama Abang Ai, kalo sholatnya ngga becanda. Terus kalo baca aminnya bagus, ngga kenceng-kenceng".
"Amiiiiieeen", aku memberi contoh.
Terima kasih Tuhan atas anak laki-laki yang telah Engkau beri, aku ingin ia menjadi orang besar kelak. Insya Allah. Amiien

Jihan lebih tahu bagaimana menarik perhatian baik pada para pengajar, dan orang-orang disekitarnya. Ia pintar mendapati perhatian dengan cara yang membuat kita tersenyum dan tidak jarang tertawa, entah... baik diselipi rasa bahagia, haru dan bangga, mungkin. Menurut cerita Yayang, cara bersosialisai Jihan lebih baik ketimbang Ghiffari. Aku hanya berdo'a mudah-mudahan dikemudian hari Jihan menjadi anak yang sholehah, pintar bergaul dan dapat berkarir tanpa melupakan fungsi fitrahnya dan mendapat suami yang moderat serta selalu beruntung. Insya Allah, Amiien.

***

Yayang sedikit khawatir dengan keinginan aku nge-beatles lagi. Ia hanya mewanti untuk selalu ingat rumah, *kaya mo world tour aje :lol:*. Tak ada yang dapat diucapkan kecuali memeluknya lalu menciumnya dengan lembut dan terdiam dalam imaji cinta. Membukitkan hasrat, menjulang hingga ke mega... *kok bahasanya kaya Atta seh :)*.